RIDWAN KAMIL BERIKAN KLARIFIKASI KEPADA BARESKRIM POLRI SELAMA TUJUH JAM

Terkait kerumunan di Megamendung, Kabupaten Bogor

 

Jakarta,BarayaKita – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil memberikan klarifikasi selama tujuh jam kepada Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) terkait dugaan bahwa ada yang terlibat dalam penyebaran COVID-19 di Megamendung, Kabupaten Bogor. 

Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– dimintai klarifikasi dalam kapasitasnya sebagai Ketua Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jabar –selanjutnya ditulis Komite Kebijakan Jabar, serta Gubernur Jabar. 

Usai memberikan klarifikasi, Kang Emil menggelar jumpa pers. Dalam jumpa pers tersebut, ia mengatakan bahwa Provinsi Jabar merupakan daerah otonomi. Yang mana kewenangan teknis, seperti kegiatan masyarakat, berada di tingkat bupati / wali kota. Sedangkan, hubungan provinsi dan kabupaten / kota koordinatif. 

“Jadi, secara moril, saya bertanggung jawab. Tapi, secara teknis ada di Satgas (Satuan Tugas) Kabupaten Bogor. Menurut Undang-Undang Otonomi Daerah, kegiatan lokal tidak perlu selalu dilaporkan ke gubernur, kecuali kegiatan provinsi atau lokasi kegiatan berada di perbatasan, misalnya Bogor-Cianjur, ”kata Kang Emil di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (20/11/20). 

Kang Emil juga meyakini, secara moril, semua urusan dan dinamika yang terjadi di Jabar adalah tanggungjawabnya sebagai gubernur. 

“Jika ada peristiwa di tanah Jabar yang kurang berkenan, saya menyampaikan permohonan maaf atas kekurangan dan tentunya akan memperbaiki,” ucapnya. 

Menurut Kang Emil, pihaknya konsisten memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang melanggar protokol kesehatan. Sanksi diberikan berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Jabar Nomor 60 Tahun 2020 tentang Pengenaan Sanksi Administratif terhadap Pelanggaran Tertib Kesehatan dalam Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Berskala Besar dan Adaptasi Kebiasaan dalam Penanggulangan COVID-19 di Daerah Provinsi Jawa Barat.

Hingga kini, kata Kang Emil, pihaknya mencatat ada sekitar 600 laporan protokol kesehatan, baik yang dilakukan individu maupun lembaga. Semua pelanggar sudah dikenai sanksi sesuai dengan Pergub 60/2020. 

Oleh karena itu, Komite Kebijakan Jabar memberikan surat kepada Pemerintah Kabupaten Bogor terkait dugaan adanya mekanisme yang menyebabkan penyebaran COVID-19 di Megamendung.

“Surat tertulis sedang dipersiapkan. Tapi juga secara kemanusiaan, saya turut menyampaikan rasa simpati karena Bupati Bogor sekarang sedang dirawat di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto) Jakarta setelah dinyatakan positif COVID-19,” ucapnya. 

Suasana kebatinan di Kabupaten Bogor sedang tidak baik. Jadi, aturan tetap ditegakkan, tapi kemanusiaan juga kita dahulukan, ”imbuhnya. 

Langkah Preventif Sudah Dilakukan

Kang Emil menjelaskan bahwa pihak keamanan, mulai dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), TNI, sampai Polri, sudah melakukan tindakan preventif dengan pendekatan persuasif humanis. 

“Jadi tindakan pencegahan itu sudah dilakukan sebelumnya. Kemudian saat kegiatan ada euforia dari masyarakat, bukan untuk mengikuti, tapi ingin melihat dan membuat situasi menjadi masif,” ucapnya. 

“Pilihannya saat itu, karena massa sudah besar dan cenderung ada potensi gesekan, maka keputusan dari Kapolda Jabar saat itu adalah pendekatan persuasif humanis,” tambahnya. 

Selain itu, kata Kang Emil, pihaknya sudah melakukan antigen swab cepat kepada 559 warga di Megamendung. Hasilnya, 20 warga dinyatakan positif antigen usap cepat. 

Mereka dinyatakan positif antigen usap cepat langsung menjalani pengetesan metode uji usap (uji usap) Polymerase Chain Reaction (PCR)

“Jadi, kerumunannya kerumunan itu,” ucap Kang Emil. 

HUMAS JABAR
Kepala Biro Humas dan Keprotokolan
Setda Provinsi Jabar
Hermansyah

Sumber: http://humas.jabarprov.go.id/ridwan-kamil-berikan-klarifikasi-kepada-bareskrim-polri-selama-tujuh-jam/3992

Bagikan Postingan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *