MEMAKNAI HARI IBU
Bandung, BarayaKita — Di kesempatan kali ini, memperingati HARI IBU yang jatuh tepat hari ini, 22 Desember 2020, kami terbitkan makna Hari Ibu dari seorang wanita berusia 69th yang pekerjaan terakhirnya adalah guru. Sampai hari ini Ia masih diberi kepercayaan untuk dapat merawat Ibundanya tercinta yang Alhamdulillah saat ini usianya di atas 90th.
Penulis tidak ingin Dipublish nama lengkapnya, ia hanya ingin dikenal dengan inisial PASTI.
Memaknai Hari Ibu, menurut Pasti, Hari Ibu mungkin akan sangat bermakna bagi seseorang yang kesehariannya jarang memaknai peran, jasa, fungsi, kondisi seorang ibu karena berbagai alasan tertentu.
Apalagi bagi anak yang kini juga sudah menjadi ibu/ibu muda, rasanya seorang ibu itu ya aku sekarang, pikirnya begitu.
Tapi bagi yang keseharian hidupnya selalu bersama ibunya walaupun beliau sudah tiada bersamanya, tapi dalam bathinnya dirasakannya beliau selalu hadir ketika ia melaksanakan perannya baik yang belum menjadi seorang ibu maupun yang kini sudah menjadi ibu juga. Tentu semuanya ia hayati seolah-olah dia menjadi ibunya dulu ketika berperan, berfungsi melayani ia ketika kecil bahkan sampai kini, lantas ia akan berterimakasih pada ibunya untuk segalanya.
Ia akan mendoakannya dalam setiap kesempatan yang ada. Ia sampaikan puja dan puji kepada Sang Penciptanya, Pemiliknya dengan doa-doa terbaik untuknya. Ia maknai perjuangannya, ia maknai jasanya, ia maknai segala sesuatu tentang beliau sehingga setiap hari akan dirasakannya sebagai hari ibu.
Ibu yang kasihnya suci mulia.
Ibu yang tidak akan terbalas jasanya selamanya.
Ibu yang tangguh perkasa dalam menghadapi kehidupan dengan segala kenyataanya.
Ibu yang menjadi pahlawan bagi hidupnya.
Ibu yang menjadi teladan bagi dirinya kini dalam menghadapi perannya yang sama.
Ibu yang merupakan segalanya bagi dirinya.
Semoga Alloh SWT melimpahkan kemuliaan lahir bathin, rahmat serta RidhoNYA bagi ibu kita,
Menempatkan beliau di SurgaNya kelak
Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.
Selamat Hari Ibu. (Edm)
